KEPAHIANGNEWS.COM - Hanisa Kusmiati 16 tahun seorang anak yatim yang berada di Desa Cinto Mandi Kecamatan Bermani Ilir, pelajar kelas 2 SMAN 5 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang, satu-satunya Paskibraka yang lolos mewakili sekolahnya dan terlahir di keluarga kurang mampu. Selama masa latihan, jarak rumah yang lumayan jauh dan tidak memiliki kendaraan, membuat dirinya harus mengeluarkan biaya cukup besar setiap harinya bagi dirinya dan keluarganya. Tak tega melihat sang ibu bekerja keras untuk biaya dirinya mengikuti kegiatan latihan Paskibraka, dirinya sempat mengundurkan diri lantaran tidak tega melihan ekonomi keluarganya yang hanya mengandalkan penghasilan sang ibu yang setiap harinya hanya bekerja sebagai buru harian yang diajak-ajak tetangga didesanya.
Hanisa hanya mengandalkan penghasilan sang ibu, karena ia telah ditinggalkan sang ayahnya dari kecil dan yang membesarkan dirinya hanyalah sang ibu yang ingin melihat dirinya berhasil dalam pendidikannya. Maka dari itu ibunya menyuruh dirinya untuk tetap ikut dalam latihan paskibraka, karena sang ibu ingin melihat anaknya mengibarkan sang merah putih waktu HUT RI KE-77 di Kabupaten Kepahiang yang sebentar lagi akan dilaksankan.
Melihat keinginan ibunya yang cukup besar untuk kemajuan dirinya, Hanisa bersemangat tetap melanjutkan latihannya, dan tetap mengejar impiannya dalam mengejar cita-cita yang ia harapkan, sekalipun itu membuat sang ibu harus banting tulang dalam menyuport dirinya.
"Demi cita-cita dan sang ibu, saya siap mengikuti latihan, walaupun keterbatasan biaya", ungkap Hanisa.
Dengan adanya niat yang besar dari Hanisa, salah satu dari temannya menawarkan dirinya untuk menginap dirumahnya yang berada di kelurahan Padang Lekat, agar Hanisa dapat berlatih tampa mengeluarkan biaya.(aa)
0 Comments