Harga Cabai Naik, Petani Tak Merasa Di Untungkan

     Cabai rawit saat disortir di gudang pengepul




KEPAHIANGNEWS.COM – Pasca kemarau beberapa bulan lalu, harga cabai di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan dua kali lipat dari harga sebelumnnya.

Hal tersebut diungkapkan salah satu petani asal Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kepahiang Mulyanto (40), saat dirinya hendak menjual hasil panennya ke pengepul yang ada di desanya.
Untuk harga cabai merah saat ini petani jual ke pengepul tembus di harga Rp 60,000 ribu rupiah perkilo dari harga sebelumnnya Rp 30,000 ribu hingga Rp 35000 ribu rupiah perkilo. 
Sedangkan harga cabai hijau petani menjual kepengepul untuk saat ini di harga Rp 35000 ribu rupiah perkilo dari harga sebelumnya Rp 20,000 ribu rupiah perkilo.
      Cabai rawit usai disortir
“Untuk saat ini harga lumayan ada, akan tetapi untuk tanaman cabai sudah hampir habis, karena sisa dari musim kemarau kemarin”, ungkapnya.
Sementara itu ia juga mengatakan, selain harga cabai merah panjang, harga cabai rawit yang biasa disebut petani rawit setan.
Saat ini juga mengalami kenaikan, untuk saat ini harga cabai rawit merah dipengepul diharga Rp 60,000 ribu rupiah perkilo dari harga sebelumnya Rp 30,000 ribu rupiah perkilo.
Sedangkan harga cabai rawit setan hijau diangka Rp 50,000 ribu rupiah perkilo, dari sebelumnnya diharga Rp 20,000 hingga Rp 25000 ribu rupiah perkilo.
Namun dari kenaikan harga cabai saat ini lanjut Mulyanto, harga puput tidak mengalami penurunan harga, malah tambah mengalami kenaikan harga juga.
Jadi dengan adanya kenaikan harga pupuk, membuat ia merasa tidak ada keuntungan dari hasil yang didapat. Akan tetapi ia bersukur dengan adanya kenaikan  harga cabai, ia merasa tidak merugi. Sebab pengeluaran dan hasil yang didapat seimbang”, terangnya.
Selain itu juga ia berharap, dengan adanya harga pupuk yang semakin tinggi dan ia tidak mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah. Ia berharap harga pupuk sedikit turun menyesuaikan dengan kantong petani kecil”, tutupnya.(aa)
Exit mobile version